Dzikir petang berikut patut diamalkan karena akan membuat kita lebih semangat di petang hari dan dimudahkan Allah dalam segala urusan serta dihindarkan dari berbagai bahaya.
Untuk waktunya, menurut pendapat yang paling tepat
adalah dari tenggelam matahari atau waktu Maghrib hingga pertengahan malam.
Pertengahan malam dihitung dari waktu Maghrib hingga Shubuh, taruhlah sekitar
10 jam, sehingga pertengahan malam sekitar jam 11 malam.
Adapun dzikir yang kali ini kami publish adalah revisi
dari yang ada sebelumnya setelah menyaring dzikir yang menurut kami lemah
(dho’if) berdasarkan penilaian para ulama.
Juga dalam dzikir petang kali ini, kami sertakan
dengan faedah dari setiap dzikir berdasarkan hadits yang menyebutkan dzikir
tersebut sehingga dengan itu bisa merenung maksud dzikir dan raih manfaatnya.
Dzikir kali ini pun kami bantu dengan transliterasi
untuk setiap bacaan selain bacaan Al Qur’an, moga bermanfaat bagi yang sulit
membaca dzikir yang ada huruf demi huruf.
Diingatkan pula ada bacaan dzikir yang mirip dengan
dzikir pagi. Namun ada yang hanya khusus dibaca pagi saja, ada pula yang petang
saja.
Dzikir yang Dibaca di Waktu Petang
(Dari tenggelam matahari atau waktu Maghrib hingga
pertengahan malam)
أَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku berlindung kepada
Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
[1] Membaca ayat Kursi
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي
السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ
بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ
بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Allah, tidak ada ilah
(yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa
yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa
seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat
memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. Al Baqarah:
255) (Dibaca 1 x)
Faedah
è Siapa yang membacanya ketika petang, maka ia
akan dilindungi (oleh Allah dari berbagai gangguan) hingga pagi. Siapa yang
membacanya ketika pagi, maka ia akan dilindungi hingga petang.[1]
[2] Membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq, An Naas
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Dialah Allah, Yang
Maha Esa. Allah adalah ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan. Dia tidak
beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan
Dia.” (QS. Al Ikhlas: 1-4) (Dibaca 3 x)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ
الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ
النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِن شَرِّ
حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada
Rabb yang menguasai Shubuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan
malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan-kejahatan wanita tukang
sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki
apabila ia dengki”. (QS. Al Falaq: 1-5) (Dibaca 3 x)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ
النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada
Rabb manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) syaitan
yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
dari jin dan manusia.” (QS. An Naas: 1-6) (Dibaca 3 x)
Faedah è Siapa yang mengucapkannya masing-masing tiga
kali ketika pagi dan petang, maka segala sesuatu akan dicukupkan untuknya.[2]
[3]
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ للهِ، وَالْحَمْدُ للهِ، لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوذُبِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُبِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Amsaynaa
wa amsal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika
lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodir. Robbi as-aluka
khoiro maa fii hadzihil lailah wa khoiro maa ba’dahaa, wa a’udzu bika min
syarri maa fii hadzihil lailah wa syarri maa ba’dahaa. Robbi a’udzu bika minal
kasali wa suu-il kibar. Robbi a’udzu bika min ‘adzabin fin naari wa ‘adzabin
fil qobri.
[3]
Amsaynaa
wa amsal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika
lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodir. Robbi as-aluka
khoiro maa fii hadzihil lailah wa khoiro maa ba’dahaa, wa a’udzu bika min
syarri maa fii hadzihil lailah wa syarri maa ba’dahaa. Robbi a’udzu bika minal
kasali wa suu-il kibar. Robbi a’udzu bika min ‘adzabin fin naari wa ‘adzabin
fil qobri.
Artinya:
“Kami telah memasuki
waktu petang dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada
ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik
Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala
sesuatu.Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan
sesudahnya. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan malam ini dan kejahatan
sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kejelekan
di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan
siksaan di kubur.” (Dibaca 1 x)
Faedah è Meminta pada Allah kebaikan di malam ini dan
kebaikan sesudahnya, juga agar terhindar dari kejelekan di malam ini dan
kejelekan sesudahnya. Di dalamnya berisi pula permintaan agar terhindar dari
rasa malas padahal mampu untuk beramal, juga agar terhindar dari kejelekan di
masa tua. Di dalamnya juga berisi permintaan agar terselamatkan dari siksa
kubur dan siksa neraka yang merupakan siksa terberat di hari kiamat kelak.[3]
[4]
اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا،
وَبِكَ أَصْبَحْنَا،وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ، وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Allahumma
bika amsaynaa wa bika ash-bahnaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikal
mashiir.
Artinya:
“Ya Allah, dengan rahmat
dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang, dan dengan rahmat dan
pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan pertolonganMu kami
hidup dan dengan kehendakMu kami mati. Dan kepada-Mu tempat kembali (bagi semua
makhluk).” (Dibaca 1 x) [4]
[5] Membaca Sayyidul Istighfar
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى
عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ،
أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ
فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Allahumma
anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala
‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u
laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa
yagh-firudz dzunuuba illa anta.
Artinya:
“Ya Allah, Engkau adalah
Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang
menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu
(yaitu aku akan mentauhidkan-Mu) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa
surga untukku). Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku
mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah
aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.” (Dibaca 1 x)
Faedah è Barangsiapa mengucapkan dzikir ini di siang
hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari tersebut sebelum
petang hari, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa yang mengucapkannya
di malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum pagi, maka ia
termasuk penghuni surga.[5]
[6]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَمْسَيْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلاَئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ
خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ
لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ
Allahumma
inni amsaytu usy-hiduka wa usy-hidu hamalata ‘arsyika wa malaa-ikatak wa jami’a
kholqik, annaka antallahu laa ilaha illa anta wahdaka laa syariika lak, wa anna
Muhammadan ‘abduka wa rosuuluk.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya
aku di waktu petang ini mempersaksikan Engkau, malaikat yang memikul ‘Arys-Mu,
malaikat-malaikat dan seluruh makhluk-Mu, bahwa sesungguhnya Engkau adalah
Allah, tiada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau semata, tiada sekutu
bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu.” (Dibaca 4 x)
Faedah è Barangsiapa yang mengucapkan dzikir ini ketika
pagi dan petang hari sebanyak empat kali, maka Allah akan membebaskan dirinya
dari siksa neraka.[6]
[7]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ
وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ
احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ
شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ
تَحْتِيْ
Allahumma
innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii
as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaaya wa ahlii wa maalii.
Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahummahfazh-nii mim bayni
yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu
bi ‘azhomatik an ugh-taala min tahtii.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya
aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga
dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak
dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah
aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan
kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam
dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh).” (Dibaca 1 x)
Faedah è Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
tidaklah pernah meninggalkan do’a ini di pagi dan petang hari. Di dalamnya
berisi perlindungan dan keselamatan pada agama, dunia, keluarga dan harta dari
berbagai macam gangguan yang datang dari berbagai arah.[7]
[8]
اَللَّهُمَّ عَالِمَ
الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ
وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ
نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى
نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
Allahumma
‘aalimal ghoybi wasy-syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli
syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri
nafsii wa min syarrisy-syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii
suu-an aw ajurruhu ilaa muslim.
Artinya:
“Ya Allah, Yang Maha
Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb
segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang
berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku,
setan dan balatentaranya (godaan untuk berbuat syirik pada Allah), dan aku
(berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan terhadap diriku atau menyeretnya
kepada seorang muslim.” (Dibaca 1 x)
Faedah è Do’a ini diajarkan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pada Abu Bakr Ash Shiddiq untuk dibaca pada pagi, petang dan
saat beranjak tidur.[8]
[9]
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ
يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ
Bismillahilladzi
laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul
‘aliim.
Artinya:
“Dengan nama Allah yang
bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Dibaca 3 x)
Faedah è Barangsiapa yang mengucapkan dzikir tersebut
sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali di petang hari, maka tidak akan
ada bahaya yang tiba-tiba yang memudaratkannya.[9]
[10]
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا،
وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نَبِيًّا
Rodhiitu
billaahi robbaa wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa
sallama nabiyyaa.
Artinya:
“Aku ridha Allah sebagai
Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai
nabi.” (Dibaca 3 x)
Faedah è Barangsiapa yang mengucapkan hadits ini
sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali di petang hari, maka pantas
baginya mendapatkan ridha Allah. [10]
[11]
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ
بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ
إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا
Yaa
Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa
laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin abadan.
Artinya:
“Wahai Rabb Yang Maha
Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan
rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan
diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan
dariMu).” (Dibaca 1 x)
Faedah è Dzikir ini diajarkan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pada Fathimah supaya diamalkan pagi dan petang. [11]
[12]
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Subhanallah
wa bi-hamdih.
Artinya:
“Maha suci Allah, aku
memuji-Nya.” (Dibaca 100 x)
Faedah è Barangsiapa yang mengucapkan kalimat
‘subhanallah wa bi hamdih’ di pagi dan petang hari sebanyak 100 x, maka tidak
ada yang datang pada hari kiamat yang lebih baik dari yang ia lakukan kecuali
orang yang mengucapkan semisal atau lebih dari itu.[12]
[13]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيْرُ
Laa
ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala
kulli syai-in qodiir.
Artinya:
“Tidak ada ilah yang
berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca
1o x)
Faedah è Barangsiapa yang membaca dzikir tersebut di
pagi hari sebanyak sepuluh kali, Allah akan mencatatkan baginya 10 kebaikan,
menghapuskan baginya 10 kesalahan, ia juga mendapatkan kebaikan semisal
memerdekakan 10 budak, Allah akan melindunginya dari gangguan setan hingg petang
hari. Siapa yang mengucapkannya di petang hari, ia akan mendapatkan keutamaan
semisal itu pula. [13]
[14]
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ
التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
A’udzu
bikalimaatillahit-taammaati min syarri maa kholaq.
Artinya:
“Aku berlindung dengan
kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya.”
(Dibaca 3 x pada waktu petang)
Faedah è Siapa yang mengucapkannya di petang hari,
niscaya tidak ada racun atau binatang (seperti: kalajengking) yang mencelakakannya
di malam itu.[14]
===================
[1] HR. Al Hakim (1: 562). Syaikh Al Albani
menshahihkan hadits tersebut dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 655.
[2] HR. Abu Daud no. 5082, Tirmidzi no. 3575.
Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.
[3] HR. Muslim no. 2723. Lihat keterangan
Syarh Hisnul Muslim, hal. 161.
[4] HR. Tirmidzi no. 3391 dan Abu Daud no.
5068. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.
[5] HR. Bukhari no. 6306.
[6] HR. Abu Daud no. 5069. Al Hafizh Abu Thohir
mengatakan bahwa hadits ini hasan.
[7] HR. Abu Daud no. 5074 dan Ibnu Majah no.
3871. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.
[8] HR. Tirmidzi no. 3392 dan Abu Daud no.
5067. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahawa sanad hadits ini shahih. Adapun
kalimat terakhir (وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ
سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ) adalah tambahan dari riwayat Ahmad 2:
196. Dikomentari oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth bahwa hadits tersebut shahih
dilihat dari jalur lainnya (shahih lighoirihi).
[9] HR. Abu Daud no. 5088, 5089, Tirmidzi no.
3388, dan Ibnu Majah no. 3869. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad
hadits ini hasan.
[10] HR. Abu Daud no. 5072, Tirmidzi no. 3389. Al
Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan.
[11] HR. Ibnu As Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal
Lailah no. 46, An Nasai dalam Al Kubro (381/ 570), Al Bazzar dalam musnadnya
(4/ 25/ 3107), Al Hakim (1: 545). Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan
oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 227.
[12] HR. Muslim no. 2692.
[13] HR. An Nasai Al Kubra 6: 10.
[14] HR. Ahmad 2: 290. Syaikh Syu’aib Al Arnauth
mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim. Lihat komentar
Syaikh Syu’aib Al Arnauth terhadap hadits ini untuk pengertian hummah diartikan
dengan racun atau sengatan kalajengking.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar